Perhatikanlah
orang tuamu, saudara-saudaramu, dan teman-teman di dekatmu! Amati bagaimana
postur tubuh, bentuk rambut, bentuk wajah, bentuk hidung, dan warna kulitnya!. Adakah perbedaan antara ciri-cir fisikmu
dengan orang tuamu, saudara-saudaramu, dan dengan teman-temanmu?
Jika kamu
membandingkan ciri fisikmu dengan orang tua dan saudara-saudaramu, besar
kemungkinan Kamu akan melihat banyak kesamaan. Tetapi jika Kamu membandingkan
ciri fisikmu dengan ciri fisik teman-temanmu, Kamu akan melihat bahwa Kamu dan
temanmu memiliki banyak perbedaan. Mungkin ada temanmu yang memiliki postur
tinggi, ada yang pendek, ada yang memiliki rambut lurus, rambut keriting atau
bergelombang. Ada yang memiliki wajah bulat dan adapula yang lonjong. Ada yang
memiliki kulit putih, kuning langsat, dan ada yang sawo matang atau kecoklatan.
Mengapa demikian? Persamaan dan perbedaan ini dikontrol oleh sesuatu yang
disebut sebagai gen, yang diwarisi dari orang tua kita.
Selain sifat tampak
yang berupa ciri fisik seperti postur tubuh, bentuk wajah, bentuk hidung, dan
warna kulit, kita juga mewarisi sifat tak tampak dari orang tua kita. Sifat tak
tampak berupa kecerdasan, bakat, suara, dan golongan darah.
Kita tentunya harus
banyak bersyukur kepada Allah SWT dengan adanya gen-gen ini. Kekurangan satu
gen saja dapat menyebabkan kelainan pada ciri tubuh kita. Lalu, apakah gen itu?
Dimanakah letaknya? Silakan simak penjelasan berikut!
Pewarisan sifat
atau hereditas merupakan penurunan sifat dari induk (orang tua) kepada
keturunannya (anak). Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat ini disebut
genetika. Tokoh yang sangat berjasa dalam menemukan hukum-hukum genetika adalah
Gregor Johann Mendel (1822 – 1884) dari Austria. Beliau lahir tanggal 22 Juli
1822. Karena jasanya itu beliau dijuluki sebagai Bapak Genetika.
A.
Materi Genetik
Materi genetik memegang peranan
penting dalam proses pewarisan sifat. Warna kulit, bentuk rambut, bentuk
hidung, atau bahkan beberapa jenis penyakit yang dimiliki seseorang tidak serta
merta hadir dalam tubuh. Setiap ciri atau sifat yang ada pada setiap orang
adalah warisan dari orang tua yang diwariskan
melalui materi genetik. Ayah akan mewariskan materi genetik melalui sel
sperma sedangkan ibu akan mewariskan materi genetik melalui sel ovum. Materi
genetik dari ayah dan ibu akan bergabung dalam proses fertilisasi. Karena
adanya penggabungan materi genetik inilah pada diri kita muncul karakteristik
yang mirip dengan ayah dan karakteristik yang mirip dengan ibu.
Molekul yang berperan sebagai materi genetik adalah asam nukleat, yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid). Pada suatu untai DNA terdapat unit instruksi atau perintah yang mempengaruhi sifat atau yang menentukan karakteristik setiap makhluk hidup yang disebut gen.
Jadi, keseluruhan informasi genetik
yang menentukan karakteristik makhluk hidup juga disimpan dalam DNA. DNA
terletak di dalam inti sel. DNA merupakan untaian yang sangat panjang. Agar DNA
dapat tersusun di dalam inti sel yang kecil, untaian DNA ini melilit pada
protein yang disebut protein histon. Lilitan DNA dengan protein histon
membentuk benang-benang kromatin. Pada saat sel akan membelah, benang-benang
kromatin ini akan memadat sehingga membentuk kromosom.
Oleh karena itu, kita dapat melihat struktur kromosom pada saat sel akan membelah. Sebagai contoh dapat dilihat kromosom dengan jelas pada sel akar bawang merah pada gambar berikut.
B.
Struktur DNA dan RNA
Penemuan struktur DNA tak lepas dari
penelitian dari Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin yang menggunakan teknik
kristalografi (difraksi) sinar-X untuk mempelajari struktur DNA pada tahun 1950
hingga tahun 1953.
Berdasarkan penelitian Rosalind Franklin, pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson mengemukakan bahwa DNA memiliki struktur seperti suatu untai ganda yang membentuk heliks atau bentuk ulir.
Asam nukleat baik DNA maupun RNA
terdiri dari subunit nukleotida. Masing-masing nukleotida tersusun atas gugus
fosfat, gula dan basa nitrogen. Pada DNA gulanya berupa gula deoksiribosa,
sedangkan pada RNA gulanya adalah gula ribosa. Nukleotida ini dapat dibagi
menjadi struktur yang lebih kecil disebut nukleosida. Satu unit nukleosida
tersusun atas gula dan basa nitrogen (tanpa gugus fosfat).
Ada empat senyawa basa nitrogen yang
menyusun DNA yaitu adenin (A) yang selalu berpasangan dengan timin (T), serta
guanin (G) yang selalu berpasangan dengan sitosin (C). Basa nitrogen adenin dan
guanin dikelompokkan dalam basa purin, sedangkan timin dan sitosin
dikelompokkan dalam basa pirimidin.
Pada RNA tidak terdapat basa nitrogen timin (T), basa nitrogen timin ini pada RNA digantikan oleh basa nitrogen urasil (U). Struktur DNA yang heliks terbentuk karena adanya beberapa jenis ikatan kimia. Antara untai DNA diikat oleh ikatan hidrogen. Antara basa nitrogen dan gula diikat oleh ikatan glikosida, sedangkan antar nukleotida dihubungkan dengan ikatan fosfodiester. Struktur DNA adalah sedangkan struktur RNA hanya terdiri atas satu untai saja, sehingga struktur RNA tidak membentuk helix ganda.
C.
Peranan Materi Genetik dalam Pewarisan Sifat
Di dalam pewarisan sifat dikenal
istilah sifat dominan dan sifat resesif. Sebagai contoh, karakter jenis cuping
yang terpisah dapat dikatakan mampu menutupi atau mengalahkan karakteristik
jenis cuping telinga melekat. Karakter yang mampu mengalahkan atau menutupi
karakter yang lain disebut sifat dominan. Karakteristik yang kalah (dalam
fenomena ini karakter cuping melekat) disebut sifat resesif.
Gen dominan ditulis dengan huruf
kapital, sedangkan gen resesif ditulis dengan huruf biasa (kecil).
Karakter cuping yang terpisah dikode
oleh gen G (dominan), sedangkan karakter cuping yang melekat dikode oleh gen g
(resesif). Variasi atau bentuk alternatif dari gen-gen (pada hal ini yaitu gen
G dan gen g) disebut alel. Sifat-sifat atau karakter yang terlihat oleh mata
seperti bentuk rambut, warna kulit, dan jenis cuping telinga disebut fenotip. Fenotip
merupakan perwujudan “ekspresi” dari gen. Sedangkan, susunan informasi genetik
(gen) dari suatu individu yang mengkode karakter-karakter fisikn disebut
Genotip.
Susunan kromosom pada sel penyusun
tubuh berbeda dengan susunan kromosom pada sel kelamin (sel telur atau ovum dan
sel sperma). Kromosom pada sel tubuh susunannya berpasangan. Keadaaan kromosom
yang berpasangan disebut dengan diploid (di = dua), sedangkan susunan kromosom
pada sel kelamin tidak berpasangan dan disebut dalam keadaan haploid. Keadaan
diploid ditulis dengan simbol 2n dan keadaan haploid ditulis dengan simbol n.
Sehingga kromosom sel kelamin jumlahnya setengah dari kromosom sel tubuh.
Jumlah kromosom sel tubuh sebanyak 23 pasang. Karena dalam keadaan diploid atau 2n, jumlah total kromosomnya 23 x 2 = 46 buah kromosom.
Kromosom nomor 1 sampai nomor 22
disebut autosom (kromosom tubuh), sedangkan kromosom nomor 23 disebut gonosom
(kromosom kelamin).
Kromosom nomor 23 (gonosom) inilah
yang membedakan kalian laki-laki atau perempuan. Di dalam ilmu biologi,
laki-laki diberi simbol (atau jantan
pada hewan dan tumbuhan), dan perempuan diberi simbol (atau betina pada hewan
dan tumbuhan).
Penulisan kromosom kelamin atau
gonosom laku-laki ditulis dengan pasangan huruf XY dan untuk perempuan ditulis
dengan pasangan huruf XX. Kariotipe atau susunan kromosom laki-laki dapat
ditulis dengan rumus 22AA + XY dan untuk perempuan ditulis dengan rumus 22AA +
XX.
Karena pada sel kelamin kromosom
tidak dalam keadaan berpasangan (haploid), maka kariotipe sel kelamin jantan
(sel sperma) yaitu 22A + X atau 22A + Y, sedangkan kariotipe sel kelamin betina
(sel ovum) yaitu 22A + X. Sel-sel sperma ada yang mengandung kromosom kelamin Y
dan ada yang mengandung kromosom kelamin X. Gen-gen pada kromosom kelamin Y
memiliki peranan penting dalam menentukan jenis kelamin pada manusia. Pada sel
ovum hanya terdapat autosom dan kromosom kelamin X saja.
Jadi, ketika sel telur yang
mengandung kromosom kelamin X bertemu dengan sel sperma yang mengandung
kromosom kelamin X maka akan menghasilkan anak (keturunan) dengan jenis kelamin
perempuan (XX). Jika sel telur yang mengandung kromosom kelamin X bertemu
dengan sel sperma yang mengandung kromosom kelamin Y maka akan menghasilkan
anak (keturunan) dengan jenis kelamin laki-laki (XY). Keturunan dalam proses
pewarisan sifat dapat disebut dengan filial (F), sedangkan orangtua atau induk
disebut dengan parental (P).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar